Visitor No. : Website counter
Custom Search
Your Ad Here

What are Xanthones?

Xanthones are chemical compounds that occur naturally in various organic materials. For much time, xanthones were derived from salicyliate and used in insecticides. Now, the most common use for xanthones is through natural preparations derived from the mangosteen fruit which are said to reduce cholesterol levels and hardening of the arteries, or atherosclerosis, as well as naturally combat cancer.
Xanthones derived from the mangosteen are extracted from the rind or pericarp. They are packaged in a wide variety of natural food supplements available on the Internet and in natural foods and health food stores. Some manufacturers also make mangosteen juice, which is combined with other juices to provide a source of xanthones. However, unless the pericarp is used in the juice, these juices will not significantly increase one’s intake of xanthones.
Xanthones from mangosteen vary in price, ranging from 4-15 US dollars (USD) a bottle. Mangosteen juice is significantly more expensive. A 24-ounce bottle can cost as much as 30-40 US dollars (USD). Some products, both in capsule and juice form, claim to be certified organic, while others do not.
Manufacturers of xanthones claim that a daily dose of these compounds will lower cholesterol. Other claims suggest that xanthones promote overall heart health, reduce the risk of heart attack and stroke, and help prevent atherosclerosis. Xanthones are also praised for their antioxidant properties.
The US Food and Drug Administration has not evaluated these claims, because xanthones are packaged as nutritional supplements, not medications. Most sites on the Internet that market mangosteen juice or supplements claim vast amounts of scientific research supporting all of the above claims. However, this evidence is primarily based on one study by Dr. James Duke, who felt mangosteen might have some antibacterial properties.
Beyond this sidebar listing in Dr. Duke’s article, there are no approved clinical studies on mangosteen, and certainly none that support claims of reducing cholesterol or promoting heart health. Dr. Chet Moss, in an article on CancerDecisions.com, calls mangosteen an “overpriced fruit drink.” Dr. Moss is particularly concerned with those suffering from cancer who may be bilked into spending an excessive amount of money on something that will have no benefit.
Given the lack of clinical evidence on the value of xanthones derived from mangosteen, it makes excellent sense to consult one’s doctor, cardiologist or oncologist before trying them. There is little evidence that the xanthones present in mangosteen are harmful. However, pregnant and nursing women should probably not use them as little is known about effects on the fetus or newborn. Using xanthones in place of other cardiac medicines is potentially disastrous, and xanthones may interact with other medications one is taking.

Buah manggis menjadi buah Primadona

Buah manggis (garcinia mangostana) diperkirakan akan menjadi salah satu buah primadona dimasa mendatang karena mengandung zat antioksidan yang dapat menyembuhkan penyakit kanker.Ketua Masyarakat Ilmuwan Hortikultura Internasional (ISHS), Prof Dr Roedhy Poerwanto, MSc mengatakan di Bogor, Jumat, akhir-akhir ini banyak permintaan buah manggis dari luar negeri bahkan dari Jerman ada permintaan kulit manggis."Ternyata kulit manggis mengandung zat xanthone yakni salah satu zat antioksidan yang dapat menyembuhkan penyakit kanker, anti bakteri dan mempercepat penyembuhan luka," kata Roedhy.Ketua panitia simposium internasional "Buah Tropis dan Sub-Tropis ke-4" ini mengatakan, pada simposium internasioal buah tropis dan sub-tropis ke-4 di Bogor pekan ini, ada pakar buah dari Prancis yang mempresentasikan makalahnya untuk menjelaskan kulit buah manggis mengandung zat xanthone yang dapat menyembuhkan penyakit.Pakar tersebut menjelaskan bahwa Amerika Serikat telah meneliti kandungan xanthone pada kulit buah manggis dan bahkan sudah memproduksi minuman jus xanthone bahkan telah dikomersialkan.Pakar buah tersebut, kata dia, juga menjelaskan penelitian terhadap kandungan xanthone sudah dilakukan beberapa negara lain."Pakar buah di Indonesia menjadi kaget dengan presentasi pakar buah dari Prancis tersebut. Karena buah manggis adalah buah endemik Indonesia tapi kenapa lebih populer dan lebih diketahui negara lain," kata Ketua Pusat Kajian Buah Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.Menurut dia, pakar buah di Indonesia saat ini juga sudah mulai meneliti kandungan xanthone dan kandungan zat lainnya yang bermanfaat pada buah manggis.Diakuinya, buah manggis saat ini belum menjadi buah yang laris di pasaran apalagi menjadi primadona. Bahkan, kata dia, ada kebun manggis milik warga di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor yang tidak dipanen oleh pemiliknya karena harga jualnya lebih rendah daripada biaya produksi dan distribusinya.Menurut dia, rendahnya harga buah manggis dari Kabupaten Bogor karena kualitasnya juga rendah."IPB akan membantu para petani manggis untuk meningkatkan kualitas buahnya sehingga harganya bisa ditingkatkan," katanya.Di Asia Tenggara, kata dia, produsen buah manggis adalah Indonesia, Thailand, dan Malaysia.Roedhy juga menegaskan, buah manggis adalah buah endemik Indonesia yang banyak terdapat di Sumatera. Selama ini, kata dia, banyak literatur yang menyebutkan buah manggis berasal Malaysia. Karena ada spesies manggis yakni garcinia malaccensis sehingga diperkirakan berasal dari Malaka atau Malaysia."Padahal buah manggis sudah ada sejak dulu di Indonesia. Melalui simposium internasional buah tropis dan sub-tropis ini, ilmuwan Indonesia telah mengajukan bukti-bukti bahwa manggis merupakan buah endemik Indonesia," katanya.

Garcinone E, a xanthone derivative, has potent cytotoxic effect against hepatocellular carcinoma cell lines.

Department of Medical Research & Education, Veterans General Hospital, Taipei, ROC.
Treatment of hepatocellular carcinomas (HCCs) with chemotherapy has generally been disappointing and it is most desirable to have more effective new drugs. We extracted and purified 6 xanthone compounds from the rinds (peel) of the fruits of Garcinia mangostana L., using partitioned chromatography and then tested the cytotoxic effects of these compounds on a panel of 14 different human cancer cell lines including 6 hepatoma cell lines, based on the MTT method. Several commonly used chemotherapeutic agents were included in the assay to determine the relative potency of the potential new drugs. Our results have shown that one of the xanthone derivatives which could be identified as garcinone E has potent cytotoxic effect on all HCC cell lines as well as on the other gastric and lung cancer cell lines included in the screen. We suggest that garcinone E may be potentially useful for the treatment of certain types of cancer.

Manggis kaya akan Antioksidan

Jika saat ini masyarakat lebih mengenal teh hijau sebagai bahan antioksidan, maka ada alternatif lain untuk mendapatkan antioksidan yang berguna mencegah perusakan sel yang disebabkab radikal bebas. Mungkin belum banyak orang yang terlalu mengenal buah manggis (Garnicia Mangostana) sebagai antioksidan. Namun, buah eksotis yang sering diuluki queen of fruit ini ternyata memiliki banyak kandungan antioksidan pada kulit dan buahnya. Dari hasil suatu penelitian, buah asli Asia Tenggara ini dapat menghasilkan xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Penelitian tentang xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone, diantaranya adalah alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak).
Xanthone juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif.
Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai anti bakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline.
Selain itu, kandungan stilbenes pada buah manggis juga sangat bermanfaat sebagai antifungi.
Sebuah studi di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif dibandingkan dengan durian dan rambutan.
http://tubuhsehat.blogdetik.com/2008/09/23/manggis-kaya-akan-antioksidan/

Beragam Khasiat Manggis

ALTERNATIF lain mendapatkan antioksidan guna mencegah perusakan sel yang disebabkan radikal bebas adalah buah manggis. Buah eksotis yang sering dijuluki queen of fruit ini ternyata memiliki banyak kandungan antioksidan pada kulit dan buahnya.
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Sri Lanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara.
Pusat penanaman pohon manggis atau Garnicia mangostana adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
Dalam pengobatan tradisional di Asia Tenggara, buah manggis dan kulitnya telah digunakan selama beberapa abad. Sementara itu, secara ilmiah dibuktikan pada tikus percobaan yang mengonsumsi jus manggis setara dengan tiga liter jika pada manusia, tidak mengalami kerusakan jaringan apa pun.
Dari hasil suatu penelitian, buah asli Asia Tenggara ini dapat menghasilkan xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Penelitian xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga kini telah ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone, di antaranya adalah alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak).
Xanthone juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline.
Manggis merupakan komoditas buah yang berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan karena memiliki antioksidan yang menangkap radikal bebas dan mencegah keruakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat. Tidak cuma daging buah manggis yang kaya vitamin C-66 mg, tetapi juga kulit yang multi khasiat yaitu antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner, HIV, dan sebagainya.
Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga bersifat apotosis penghancur sel kanker. Xanthone mampu merawat beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dan sebagainya. Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukimia, antiinflamasi, dan antidiare.
Penelitian terbaru menemukan satu dari empat rakyat Amerika Serikat mengidap kanker dan 1 dari 5 orang akan meninggal pada usia dini. Solusi terbaik dari masalah ini adalah pencegahan. Konsumsi manggis secara rutin membuat awet muda karena antioksidan super yang berfungsi menjaga serta memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan menjadi lebih baik. Manggis membantu menghancurkan semua penyakit dalam tubuh dan memperbaiki sistem antibodi dalam tubuh.
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kini sudah banyak perusahaan yang berminat mengolah manggis, sehingga secara praktis bisa dikonsumsi masyarakat.
n DWI/DARI BERBAGAI SUMBER/M-1
Kandungan Nutrisi/100 gm
Tenaga 34 Kcal
Air 87,6%
Lemak 0,6 gm
Kabohidrat 1 gm
Serat 5,6 gm
Abu 5,1 gm
Kalsium 0,1 gm
Magnesium 7 mg
Posporus 13 mg
Besi 13 mg
Sodium 0,6 mg
Kaliam 7 mg
Vitamin B1 45 mg
Vitamin B2 0,03 mg
Ascorbik 0,03 mg
Acid 0,2 mg
Vitamin C 4,2 mg
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008110121544420

Optimalisasi Produksi Xanthone Manggis Sebagai Bahan Industri Fitofarmaka

Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) yang dikenal sebagai queen of tropical fruits karena citarasa dan penampilannya yang istimewa, baru-baru ini diketahui mempunyai fungsi sebagai obat. Tanaman manggis dilaporkan mengandung senyawa bahan alam yaitu xanthone yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan obat (lead compound). Efek farmakologi xanthone telah banyak dilaporkan yaitu berpotensi sebagai antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, antivirus, dan antikanker. Penelitian mengenai produksi xanthone sebagai bahan baku obat sangat penting dan mendesak untuk dilakukan agar Indonesia sebagai center of origin manggis dan penghasil manggis terbesar di dunia tidak ketinggalan dalam memanfaatkannya. Karena buah manggis yang layak ekspor sangat rendah (20-30%), maka pemanfaatannya untuk bahan baku obat akan meningkatkan nilai ekonomi dad manggis; bahkan nilai ekonomi dari manggis sebagai fitofarmaka mungkin akan lebih besar daripada sebagai buah segar. Dalam proposal tahun I diusulkan penelitian tentang kadar dan profil xanthone terkait dengan varietas, akumulai xanthone selama perkembangan buah manggis dipohon dan setelah dipanen, pengaruh lingkungan yaitu tipe tanah, serta teknik budidaya, yaitu pemupukan nitrogen terhadap produksi xanthone. Faktor lingkungan dan budidaya lainnya akan dilanjutkan pada tahun II dan III. Penelitian variasi produksi xanthone terkait dengan varietas manggis dilakukan di sentra yang mengembangkan varietas manggis yang telah dilepas yaitu var. Wanayasa, var. Kaligesing, dan var. Pupahiang. Sedangkan sentra yang mewakili tipe tanah yang berbeda yaitu Podzolik (Leuwliang, Bogor dan Watulimo, Trenggalek); Latosol merah coklat (Wanayasa, Purwakarta); latosol coklat (Puspahiang, Tasikmalaya). Akumulasi xanthone selama fase perkembangan buah di pohon dan setelah buah dipanen dilakukan untuk mendapatkan fase perkembangan buah dengan kadar tertinggi dan kemungkinan memanfaatkan buah rontok serta buah tidak layak jual. Peranan pupuk nitrogen dan dosisnya akan diketahui dari percobaan pemupukan nitrogen. Hasil Penelitian tahun I yaitu Varietas Kaligesing menghasilkan biomassa kulit tertinggi, berbeda secara significant dengan varietas Puspahiang dan Wanayasa. Kadar xanthone tidak berbeda secara significant antar varietas, tetapi varietas Kaligesing tertinggi. Karakteristik buah varietas Kaligesing : kulit tebal, bobot kulit lebih tinggi, kurang mulus (serangan burik dan getah lebih tertinggi). Dengan demikian potensi produksi xanthone terbaik adalah varietas Kaligesing. Biomassa kulit terbesar berasal dari sentra Purworejo,Trenggalek, dan Bogor. Kadar xanthone berkorelasi positif dengan tingkat kejadian serangan burik. Dengan demikian potensi produksi xanthone kulit manggis dari Bogor, Purworejo dan Trenggalek lebih baik dibandingkan sentra lainnya. Kadar xanthone berkorelasi positif dengan tingkat kejadian serangan burik. Akumulasi xanthone kulit manggis telah dimulai pada umur 1 BSA : 1.97 g per 100 g kulit manggis kering. Akumulasi xanthone tertinggi pada umur 4 BSA : 4.78 g /100 g kulit manggis kering. Tidak terdapat perubahan yang signifikan terhadap kadar xanthone setelah buah dipanen hingga 4 minggu setelah panen. Kadar xanthone tertinggi pada penyimpanan 2 MSP : 2.62 g per 100 g kulit manggis kering. Peningkatan dosis pupuk N dari 0 g menjadi 600 g dan 1200 g tidak mempengaruhi kadar xanthon dalam kulit manggis. Pemupukan N tidak mempengaruhi morfologi buah. Peningkatan dosis pupuk N dari 0 g menjadi 600 g dan 1200 g tidak mempengaruhi Kadar xanthon dalam kulit manggis. Pemupukan N tidak mempengaruhi morfologi buah kecuali serangan burik. Pemupukan N meningkatkan kadar N daun dan kadar N pada Kulit manggis. Dalam pengembangan budidaya kulit manggis sebagai bahan industri fitofarmaka, dapat menggunakan varietas manggis yang telah dilepas yaitu Kaligesing, Puspahiang dan Wanayasa karena kadar xanthone tidak berbeda nyata secara statistik. Namun Karena adanya keragaman karakteristik buah maka potensi produksi per satuan luas terbesar adalah varietas Kaligesing. Potensi produksi xanthone kulit manggis dari Bogor, Purworejo dan Trenggalek lebih baik dibandingkan sentra lainnya di P. Jawa. Produksi xanthone dapat mengambil buah matang panen, buah rontok selama perkembangan buah, buah burik dan buah tidak terjual. Pemupukan Nitrogen tidak mempengaruhi kadar xanthone. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lingkunga lainnya yang mempengaruhi akumulasi kadar xanthone kulit manggis, diantaranya hara makro dan mikro lainnya, peran cahaya, fruit load. Selain itu, Diperlukan validasi respon hara selama minimal 2 musim buah (terkait dengan pola pembuahan manggis dan umur ekonomisnya) agar dapat menentukan standar hara untuk produksi xanthone terstandar.
http://web.ipb.ac.id/~lppm/ID/index.php?view=penelitian/hasilcari&status=buka&id_haslit=KKP/030.07/POE/o

4 Jenis Olahan Manggis, Si Ratu Buah Dunia dari Sumbar

4 Jenis Olahan Manggis, Si Ratu Buah Dunia dari Sumbar
Oleh : Kasma Iswari dan Tri Sudaryono
Masyarakat propinsi Sumatra Barat boleh berbangga, karena ditumbuhi pohon manggis yang begitu banyak, tanpa merawat Tuhan telah mengkaruniannya. Banyak negara lain mengimpikan agar ditumbuhi pohon manggis seperti daerah kita, kenapa? Pertanyaan ini seharusnya dijawab sudah sejak lama karena berbagai keunggulan yang dipunyai oleh buah yang berkulit merah marun yang cantik ini.
Manggis (Garcinia mangostana L ) sanagt bermanfaat untuk kesehatan tubuh karena diketahui mengandung Xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, antiinflamasi dan antimikrobial. Sifat antioksidannya melebihi vitamin E dan vitamin C. Xanthone merupakan subtansi kimia alami yang tergolong senyawa polyhenolic. Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan telah mengisolasi xanthone dan deviratnya dari kulit buah manggis ( pericarp ) di antaranya diketahui adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin, Gamma-mangostin, Garcinone A, Garcinone B, C, D dan garcinone E, maclurin, mangostenol.
Sebuah penelitian di Singapura menunjukan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada rambutan dan durian. Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah manggis, karena itu manggis di dunia diberikan julukan ”Queen of Fruit” atau si ratu bauh. Dari berbagai penelitian kandungan xanthone dan derivatnya efektif melawan kanker payudara secara in-vitro, dan obat penyakit jantung. Kasiat garcinone E (devirat xanthone) ini jauh lebih efektif untuk menghambat kanker bila dibandingkan dengan obat kanker seperti flaraucil, cisplatin, vincristin, metohotrexete, dan mitoxiantrone. Di samping sangat berkhasiat untuk kesehatan tubuh, manggis merupakan komoditas ekpor Propinsi Sumatra Barat. Produk manggis pada tahun 2006 mencapai 18.000 ton, tetapi yang diekspor kurang dari 10% yang disebutkan dengan kualitas super, sedangkan sisanya merupakan kualitas BS sebagai akibatnya petani tidak melakukan grading dan sortasi.
Solusinya adalah pengembangan teknologi pengolahan di sentra produksi manggis di tingkat industri rumah tangga, atau pabrikasi. Berkaitan dengan permasalahan itu, pada Tahun 2006 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatra Barat telah menghasilkan empat jenis teknologi pengolahan manggis yang adatif yaitu : sirup, xanthone manggis, puree, dan jus manggis. Perlindungan hak paten formulasi dan teknik proses pengolannya telah diusulkan ke
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
Adapun empat jenis teknologi yang telah diajukan perlindungan patennya adalah :
Sirup Manggis
Sirup manggis yang dihasilkan ini tidak menggunakan pewarnaan buatan, tetapi warna berasal dari ekstrak kulit buah manggis dengan warna merah marun (Gambar 1). Sirup ini dapat dijadikan sebagai minuman sehat dan bergizi, karena mengandung xanthone yang tinggi.
Dengan adanya penambahan ekstrak kulit buah ke dalam sari daging buah dihasilkan sirup manggis dengan kandungan xanthone yang mencapai 104,05 mg/100 ml sirup manggis. Di samping mengandung xanthone yang tinggi sirup manggis hasil invensi ini juga mengandung nilai gizi yang tinggi.

Sirup Manggis
Teknologi pengolahan sirup manggis sederhana dan mampu dilaksanakan oleh industri rumah tangga serta layak diusahakan dengan B/C ratio 1,81. umur simpan sirup manggis pada suhu ruang dapat mencapai satu tahun bila dikemas dengan botol gelas, tetapi bila dikemas dengna botol gelas, tetapi bila dikemas dengan botol seperti pada hanya bertahan samapai 6 bulan.

Xanthones Manggis
Xanthone terbuat dari ekstrah kulit buah manggis yang bermanfaat sebagai obat karena mengandung xanthone yang sangat tinggi yaitu mencapai 123,97mg/100ml. Selain kandungan xanthone di dalam xanthones juga mengandung vitamin dan mineral lainnya seperti tercantum Xanthone (mg) 123,97; Vitamin B1 (mg) 20,66; Vitamin B2 (mg)1.79; Vitamin B6 (mg) 0,948; Vitamin C (mg) 17,92. Umur simpan xanthone dapat mencapai 10 buah bila disimpan di tempat sejuk dan tidak terkena cahaya matahari langsung. Kemasan yang terbaik berdasarkan hasil penelitian adalah dengan botol gelas gelap untuk menghindari terjadinya perubahan warna dari antocianin yang terkandung di dalam kulit buah manggis sebagai pemberi warna merah marun.

Puree Manggis
Puree adalah bahan setengah jadi dalam bentuk bubur buah, terbuat dari daging buah yang sudah diolah menjadi bubur buah. Puree dapat diolah kembali menjadi produk olahan yang diinginkan. Banyak negara diluar negeri mengirimkan puree manggis yang berasal dari Asia Tenggara khususnya Indonesia, karena manggis dari indonesia mempunyai rasa yang khas dengan kesegaran yang khas juga. Oleh karena itu hal ini merupakan peluang bisnis bagi petani ataupun kelompok usaha pengolahan ataupun investor dalam membangun industri puree manggis. Puree juga mengandung xanthone, vitamin C dan Calsium yang tinggi, dan mineral.
Teknologi pengolahan puree layak diusahakan dengan B/C ratio 1,73. untuk memperpanjang umur smpan sebaiknya penyimpanan dilakukan pada suhu dingin ( 4-8 derajat celsius).

Jus Manggis
Jus manggis merupakan minuman segar dan bergizi juga mengandung xanthone sebesar 3,55mg/100ml jus. Untuk memperpanjang umur simpan jus manggis dengan kemasan botol plastik seperti pada Gambar 4, sebaiknya penyimpanan dilakukan pada suhu dingin 9(4-8 derajat celcius). Tetapi bila dikemas dengan botol kaca, umur simpan dapat mencapai 8 bulan, dengan syarat tidak terkena cahaya matahari langsung. Pengolahan jus manggis layak diusahakan dengan B/C ratio 1,63.

Kasma Iswari dan Tri Sudaryono
Penulis dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumbar
Dimuat pada Tabloid Sinar Tani, 22 Agustus 2007

Jus Manggis,Manfaat dari XANTHONE !!!!!!

Mungkin belum banyak orang yang terlalu mengenal buah manggis (Garnicia Mangostana) sebagai antioksidan. Namun, buah eksotis yang sering diuluki queen of fruit ini ternyata memiliki banyak kandungan antioksidan pada kulit dan buahnya. Dari hasil suatu penelitian, buah asli Asia Tenggara ini dapat menghasilkan xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Penelitian tentang xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone, diantaranya adalah alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak). Xanthone juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai anti bakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline. Selain itu, kandungan stilbenes pada buah manggis juga sangat bermanfaat sebagai antifungi. Sebuah studi di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif dibandingkan dengan durian dan rambutan.
Xanthone – Anti-oksida Terbaik!
Xanthone ialah satu bahan kimia aktif yang boleh ditemui dalam kulit luar dan isi manggis. Secara kimia, xanthone merupakan polifenol. Struktur molekulnya yang sangat stabil membuat bentuknya kekal dan tidak termusnah apabila dipanaskan. Daripada lebih 200 jenis Xanthone yang diketahui, lebih 40 jenis boleh ditemui daripada manggis. Tiada tumbuhan lain yang diketahui mempunyai kandungan Xanthone setinggi manggis. Xanthone juga mempunyai beberapa sifat anti-oksida yang sangat kuat. Dalam badan manusia terdapat satu proses berbahaya yang berlaku secara berterusan. Proses ini dipanggil pengoksidaan, proses yang serupa dengan proses karat yang menghakis besi. Namun begitu, pengoksidaan adalah proses yang tidak dapat kita elakkan kerana ia berlaku kerana keperluan tubuh untuk proses metabolisme. Proses pengoksidaaan juga seringkali dikenali sebagai proses penuaan. Disinilah Xanthone boleh memainkan peranannya untuk melindungi kita. Bertindak sebagai anti – oksidan Xanthone, mampu melindungi kita dengan menyerap serangan daripada radikal bebas, dan dengan itu mengurangkan kerosakan sel. Xanthone merupakan bahan yang amat berkesan dan sangat mudah diadapati secara biologi dikalangan anti-oksidan . Ujian maksimal yang telah dibuat turut menunjukkan xanthone manggis mampu mengatasi Vitamain E dalam kemampuan bahan anti-oksidannya, yang sebelum ini dikenali sebagai anti-oksida terbaik di dunia!
yang menarik barangkali adalah xanthones, zat aktif yang kini disebut "super-anti-oksidan". Xanthones banyak sekali ditemukan pada buah manggis, dan konon ada 30 macam xanthones yang berbeda. Sejak dahulu, hampir semua litbang dan universitas di ASEAN tahu tentang xanthones dan banyak riset tentang zat aktif ini. Jadi, ini bukan barang baru. Hebatnya, xanthones memiliki sejumlah keajaiban, yakni mampu memperbaiki sistem imunitas badan manusia, yang bermanfaat melawan alergi, infeksi, dan mengurangi level kolesterol. Secara tradisional, konon manggis memang kerap digunakan untuk bahan ramuan obat berbagai penyakit kulit dan perut. Hebatnya pula, xanthones tahan panas, sehingga tidak mudah rusak ketika diproses.